Home » News & Event » Expo » HARI KEBAYA NASIONAL PERTAMA DI BOROBUDUR TAHUN 2024: PERAYAAN BERSEJARAH RAIH REKOR MURI DUNIA

HARI KEBAYA NASIONAL PERTAMA DI BOROBUDUR TAHUN 2024: PERAYAAN BERSEJARAH RAIH REKOR MURI DUNIA

2

Peringatan Hari Kebaya Nasional (HKN) Pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2024. Adapun salah satu acara peringatannya digelar di kawasan Candi Borobudur dan dihadiri sekitar 1500 perempuan dari berbagai organisasi. Tema yang diangkat untuk merayakan momen sejarah ini yaitu “Bangga Berkebaya untuk Para Perempuan Indonesia.” Dipilihnya Borobudur sebagai lokasi perayaan bukan hanya berdasarkan status warisan dunia namun juga sebagai simbol harmoni antara tradisi dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

Pelopor kegiatan HKN 2024 di Candi Borobudur tersebut adalah Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M. Arch., Ph.D selaku Ketua Yayasan Hari Ibu-KOWANI. Beliau menyampaikan bahwa para perempuan yang berkumpul di pelataran Candi Borobudur ini disatukan melalui gerakan Bangga Berkebaya sebagai wujud tindak lanjut penetapan peringatan Hari Kebaya Nasional setiap tanggal 24 Juli.

Terdapat 42 organisasi pecinta kebaya yang hadir dan berpartisipasi dalam acara tersebut. Diantaranya : 1. Aisyiyah DIY, 2. Bhayangkari, 3. BKOW, 4. D’Saroeng, 5. Dharma Wanita Persatuan DIY, 6. Forkom PPBN, 7. FPPI DIY, 8. GWS, 9. IKKP SMA Taruna Nusantara, 10. IWAPI DIY, 11. IPEMI, 12. ISWI, 13. KADIN, 14. Kebaya Foundations, 15. Lions Club Youthcamps & Exchange, 16. Masyarakat Perkawinan Campuran Yogyakarta, 17. Perempuan Berkebaya, 18. PIII, 19. PPM Gan Indonesia, 20. Pecinta Sanggul Nusantara, 21. Perwama Ina, 22. PWKI, 23. PIA Ardhya Garini, 24. Sanggar Budaya Ambar Rukma, 25. Srikandi Community, 26.Stuppa Indonesia, 27. Wanita Katholik RI Cab Kab Magelang, 28. WIPI, 29. Yayasan Batik Indonesia, 30. YHI-KOWANI, 31. Yogyakarta Charity Community, 32. Yogyakarta Penggembira – JWC, 33. Komunitas Yoga Happiness Prambanan, 34. Wredha Palupi (Kotagede), 35. Padma Bamboo Orchestra (PWK UGM), 36. Angklung Madhu Svara KJNI Yogyakarta, 37. Karawitan Sekar Mudo Laras, 38. Sekolah seneng seneng Borobudur, 39. Anak- anak dan Pemudi-pemudi Borobudur.

Salah satu program pemerintah yang berkaitan dengan kebudayaan adalah Kebaya Goes to UNESCO, sehingga kegiatan HKN ini dimaksudkan sekaligus sebagai bagian dari partisipasi dalam menyemarakkan program tersebut. Tujuannya sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya nusantara, memperkenalkan kebaya ke generasi muda, memperkuat Ekonomi Kreatif Berbasis Kebaya dan menegaskan kebaya sebagai simbol persatuan.

Rundown acara dimulai dengan parade kebaya organisasi perempuan. Pada parade kebaya tersebut, komunitas organisasi perempuan dan anak-anak berjalan beriringan di sepanjang pelataran Candi Borobudur dengan membawa bendera merah putih dan gunungan identitas organisasi. Selanjutnya, acara dimeriahkan dengan pertunjukan musik angklung oleh Grup Angklung Wredha Palupi, Grup Angklung Padma Bamboo Orchestra dan Grup Angklung Madhu Svara Komunitas Jalan Nordik Indonesia. Pertunjukan musik angklung terdiri dari 120 orang partisipan, dengan menyajikan lagu Tanah Airku, Es Lilin dan Prau Layar yang dipimpin oleh Bapak Asep Zery Kusmaya.

Selain itu, ada pula kegiatan sosial berupa penyerahan kebaya kepada pedagang. Peserta yang hadir dari komunitas organisasi perempuan membagikan kebaya dengan berbagai motif dan gaya kepada pedagang perempuan di sekitar Candi Borobudur. Rangkaian acara kemudian dilanjutan dengan pelepasan burung merpati sebagai simbol penghargaan terhadap pelestarian kebaya di masa depan. Terakhir, keseluruhan acara ditutup dengan lagu Koyo Yogya Istimewa.

Peringatan Hari Kebaya Nasional 2024 di Candi Borobudur ini tercatat sebagai rekor baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai acara “Perempuan Bangga Berbusana Kebaya Terbanyak di Candi Borobudur”.

Kebaya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di dalam  sidang ke-19 Komite. Tepatnya pada tanggal 4 Desember 2024 di Asuncion, Paraguay.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, kebaya adalah warisan budaya yang menjadi simbol persatuan di kawasan Asia Tenggara. “Penetapan ini adalah pengakuan dunia atas nilai budaya kita yang mendalam serta upaya kita bersama dalam melestarikan kebudayaan,” ujarnya.

Penulis: Dyah Arum P.

Penyunting naskah: Ratih HN