Home » News & Event » Expo » Sejarah Museum Srikandi

Sejarah Museum Srikandi

sejarah museum srikandi

Kompleks Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dibangun berlandaskan cita-cita Kongres Perempuan Indonesia yang pertama tahun 1928 di Yogyakarta, sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan pergerakan wanita Indonesia. Pembangunan monumen ini ditugaskan kepada Yayasan Hari Ibu yang didirikan tanggal 15 Desember 1953. Peletakan batu pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 1953 oleh Ibu Soekonto (Ketua organisasi Wanita Oetomo), sebagai penanda dimulainya pembangunan kompleks monumen.

Pembangunan kompleks monumen dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun. Bangunan yang pertama kali didirikan adalah sebuah gedung yang disebut dengan Gedung Persatuan Wanita (Balai Srikandi). Balai Srikandi diresmikan oleh Ibu Maria Ulfah pada 17 Agustus 1956, dan difungsikan sebagai kantor Yayasan Hari Ibu serta tempat pelatihan keterampilan untuk para perempuan.

Bangunan lain yang didirikan di kompleks monumen adalah Balai Sembodro yang difungsikan sebagai Museum Perjuangan Wanita Indonesia. Museum tersebut diresmikan pada tanggal 21 Januari 1969 oleh Ibu Tien Soeharto dan Ibu Sunarjo Mangunpuspito. Setelahnya, pada tahun 1970an, museum dipindahkan ke Balai Srikandi. Menjelang peresmian kompleks monumen pada tahun 1983, nama museum berganti menjadi “Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia.”

Kompleks monumen yang berhasil dibangun secara keseluruhan setelah melalui beberapa tahap pembangunan ini kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1983. Selanjutnya, pada 21 April 2024 nama museum disesuaikan dengan nama sebutan yang berasal dari nama Balai Srikandi, yaitu menjadi “Museum Srikandi.”

Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia atau Museum Srikandi menyimpan banyak koleksi yang berkaitan dengan perjuangan pergerakan wanita di Indonesia. Museum Srikandi diharapkan dapat memberi gambaran kepada publik mengenai peran perempuan dan organisasi perempuan dalam berbagai bidang yang telah bermula sejak sebelum masa kemerdekaan dan berlanjut hingga masa kini.

Penulis: Candra Dewi K

Penyunting naskah: Ratih HN

Proofreader: Dyah Arum P

Posted in ,